Museum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
1. Lokasi
Museum Universitas Gadjah Mada merupakan
museum yang dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang terletak di komplek
kampus. Museum Universitas Gadjah Mada terletak di Bulaksumur, Blok D-6 dan
D-7, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk menuju Museum Universitas Gadjah Mada
Anda dapat menggunakan trans jogja, Taxi, dan kendaraan pribadi. Setelah Anda
memasuki kawasan Universitas Gadjah Mada Anda dapat meminjam sepeda kampus
untuk menuju Museum UGM dengan menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa bagi mahasiswa
UGM dan KTP bagi masyarakat umum.
Peta menuju Museum UGM
Bagi Anda yang akan berkunjung ke Museum
Universitas Gadjah Mada Anda tidak akan ditarik biaya retribusi untuk malihat
koleksi yang ada di Museum UGM. Jam operasional museum buka mulai jam
08.00-16.00 setiap Senin sampai dengan Jum’at.
2. Sejarah
Universitas
Gadjah Mada (UGM) adalah universitas negeri tertua dan terbesar di Indonesia.
Dalam sejarah pendiriannya, UGM tidak terlepas dari peran para tokoh
pejuang dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan
negara Indonesia. Berbagai tokoh pejuang perang kemerdekaan telah berjasa
melahirkan Universitas Gadjah Mada. Maka tidak heran bila Universitas Gadjah
Mada dikatakan sebagai Universitas perjuangan dan berkerakyatan. Di samping
itu, UGM juga menjadi media transformatif dalam bidang keilmuan,
kemasyarakatan, dan kebangsaan. Dengan peran yang dimiliki oleh UGM telah
mendekatkan diri dengan masyarakat karena telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan. Dokumentasi yang melimpah
tentang sumbangsih UGM baik dalam pengabdian masyarakat, pendidikan, dan
penelitian perlu dikenalkan, dikelola, dan dibudidayakan supaya tetap terpelihara.
Sehingga, masyarakat bisa mengenal lebih dekat lagi melalui rekam jejak UGM dan
sumbangsihnya dari masa ke masa.
Sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak terlepas dari peran para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Kiprah UGM dari berdiri hingga saat ini menjadi tongak sejarah dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian. UGM lahir tidak semata-mata untuk pendidikan dan pengajaran tetapi sebagai tongak kebangkitan pendidikan nasional. Lahirnya UGM pada tanggal 19 Desember 1949 sebagai salah satu bukti kebangkitan pendidikan nasional di Yogyakarta. Pasca agresi Militer Belanda ke-2, 19 Desember 1948, menyebabkan lumpuhnya Ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta. Dalam hal ini, gagasan lahirnya UGM sebagai universitas perjuangan, universitas nasional, universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Kebudayaan menjadi bagian yang integral dan fundamental dalam proses perjalanan bangsa. Sri Sultan HB IX berperan secara signifikan dalam pendidikan dengan membuka keraton sebagai tempat belajar dan mengajar yang selanjutnya menjadi cikal bakal lahirnya UGM. Perjalanan UGM dalam mengukir peradaban dan sumbangsihnya di bidang keilmuan, kebangsaan, pendidikan, pengabdian, dan penelitian sampai sejauh ini masih belum banyak dipahami oleh masyarakat dan kalangan civitas akademika UGM sendiri.
Realisasi berdirinya museum UGM menjadi harapan dan cita-cita bersama untuk mewujudkan semangat pengabdian dan dedikasi UGM untuk bangsa dan masyarakat. Museum UGM menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk mentransformasikan jati diri UGM sebagai universitas perjuangan, kebangsaan, kebudayaan, dan berdasarkan Pancasila. Pidato Soekarno pada pembukaan Gedung UGM di Bulaksumur Yogyakarta 19 Desember 1959 mengatakan bahwa Pantjasila adalah isi daripada Gadjah Mada, isi daripada Universitas ini, dan saja minta kepada semua mahaguru,pada lektor-lektor supaja Pantjasila,djiwa pantjasila itu, betul-betul dikobar-kobarkan,dihidup-hidupkan di dalam kalangan mahasiswa semua. Oleh karena itu, gagasan untuk melahirkan Museum UGM sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai karakter bangsa melalui museum sangat penting dilakukan. Mengingat keinginan masyarakat untuk melihat dan memahami lebih dekat tentang UGM. Berdasarkan pemikiran tersebut mendorong UGM untuk dapat menjawab mengapa UGM perlu mewujudkan Museum UGM sebagai jendela jati diri UGM yang berkelanjutan
Sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak terlepas dari peran para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Kiprah UGM dari berdiri hingga saat ini menjadi tongak sejarah dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian. UGM lahir tidak semata-mata untuk pendidikan dan pengajaran tetapi sebagai tongak kebangkitan pendidikan nasional. Lahirnya UGM pada tanggal 19 Desember 1949 sebagai salah satu bukti kebangkitan pendidikan nasional di Yogyakarta. Pasca agresi Militer Belanda ke-2, 19 Desember 1948, menyebabkan lumpuhnya Ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta. Dalam hal ini, gagasan lahirnya UGM sebagai universitas perjuangan, universitas nasional, universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Kebudayaan menjadi bagian yang integral dan fundamental dalam proses perjalanan bangsa. Sri Sultan HB IX berperan secara signifikan dalam pendidikan dengan membuka keraton sebagai tempat belajar dan mengajar yang selanjutnya menjadi cikal bakal lahirnya UGM. Perjalanan UGM dalam mengukir peradaban dan sumbangsihnya di bidang keilmuan, kebangsaan, pendidikan, pengabdian, dan penelitian sampai sejauh ini masih belum banyak dipahami oleh masyarakat dan kalangan civitas akademika UGM sendiri.
Realisasi berdirinya museum UGM menjadi harapan dan cita-cita bersama untuk mewujudkan semangat pengabdian dan dedikasi UGM untuk bangsa dan masyarakat. Museum UGM menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk mentransformasikan jati diri UGM sebagai universitas perjuangan, kebangsaan, kebudayaan, dan berdasarkan Pancasila. Pidato Soekarno pada pembukaan Gedung UGM di Bulaksumur Yogyakarta 19 Desember 1959 mengatakan bahwa Pantjasila adalah isi daripada Gadjah Mada, isi daripada Universitas ini, dan saja minta kepada semua mahaguru,pada lektor-lektor supaja Pantjasila,djiwa pantjasila itu, betul-betul dikobar-kobarkan,dihidup-hidupkan di dalam kalangan mahasiswa semua. Oleh karena itu, gagasan untuk melahirkan Museum UGM sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai karakter bangsa melalui museum sangat penting dilakukan. Mengingat keinginan masyarakat untuk melihat dan memahami lebih dekat tentang UGM. Berdasarkan pemikiran tersebut mendorong UGM untuk dapat menjawab mengapa UGM perlu mewujudkan Museum UGM sebagai jendela jati diri UGM yang berkelanjutan
3. Moto Museum UGM
“Museum UGM sebagai penguat jati diri
UGM dan Sumber Inspirasi Masa Depan Bangsa”
Moto ini menunjukan bahwa
Universitas Gadjah Mada merupakan cikal bakal berdirinya berbagai universitas
di Indonesia dan menunjukan bahwa UGM merupakan tonggak dalam majunya
pendidikan di Indonesia dari masa penjajahan. Universitas Gadjah Mada merupakan
universitas pancasila, kerakyatan, dan perjuangan. Universitas Gadjah Mada juga
melahirkan generasi calon pemimpin bangsa dan menciptakan lulusan-lulusan yang
mampu berinovasi untuk berkontribusi dalam perubahan Indonesia bahkan dunia.
4. Tujuan dan Fungsi
Tujuan
Untuk menguatkan jati diri civitas akademika.
Universitas Gadjah Mada berkarakter pejuang.
Kebangsaan, kerakyatan, dan Pancasila.
Serta berkepribadian kebudayaan Indonesia.
Untuk meghubungkan berbagai ilmu dan pengetahuan di Universitas Gadjah Mada.
Sebagai jendela Universitas Gadjah Mada untuk penanaman nilai-nilai kebangsaan dan kebinekaan.
Sebagai wahana untuk pembelajaran nilai-nilai perjuangan, nasionalisme, dan kebangsaan.
Sebagai wahana penelitian da pendidikan bagi mahasiswa dan masyarakat umum tentang sejarah UGM.
Fungsi
Universitas Gadjah Mada berkarakter pejuang.
Kebangsaan, kerakyatan, dan Pancasila.
Serta berkepribadian kebudayaan Indonesia.
Untuk meghubungkan berbagai ilmu dan pengetahuan di Universitas Gadjah Mada.
Sebagai jendela Universitas Gadjah Mada untuk penanaman nilai-nilai kebangsaan dan kebinekaan.
Sebagai wahana untuk pembelajaran nilai-nilai perjuangan, nasionalisme, dan kebangsaan.
Sebagai wahana penelitian da pendidikan bagi mahasiswa dan masyarakat umum tentang sejarah UGM.
Fungsi
- Pendidikan, penelitian, dan pengkajian sejarah ke-UGM-an.
- Visualisasi perjalanan sejarah UGM masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
- memperkenalkan UGM kepada masyarakat umum.
- menarasikan dan menghidupkan koleksi UGM bernilai sejarah secara komprehensif.
5. Keunikan
Di dalam Museum UGM terdapat Ruang
Barry, Barrack Obama kecil. Di dalam ruangan tersebut, terdapat tempat
tidur yang pernah digunakan Obama. Pada waktu libur panjang puasa tahun
1967-1969, Barrack Obama sering berkunjung ke Yogyakarta dan menginap di rumah
Iman Soetiknjo, paman tirinya. Museum
yang satu ini tergolong unik. Karena bangunannya yang berbentuk rumah kuno khas
Jawa dan lokasinya yang strategis, di kompleks universitas.
6. Koleksi
Museum UGM menawarkan koleksi-koleksi seputar
sejarah terbentuknya Universitas Gadjah Mada dan kisah para tokoh- tokoh pendiri
serta peninggalan tokoh- tokoh penting. Di dalam Museum Universitas Gadjah Mada terdapat
foto-foto para rektor yang pernah menjabat.
Museum UGM merupakan
gambaran bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia dan perkembangan UGM
pada khusunya. Museum ini menunjukan kepada para pengunjung tentang visualisasi
perjalanan Universitas Gadjah Mada.
Referensi
www.ugm.ac.id/ diakses tanggal 2 Oktober 2016 pukul 19.08 WIB.
www.jogjatrip.com/ diakses tanggal 2 Oktober 2016 pukul 19.30 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar